Senin, 02 Juli 2012

MAKNA Hari Raya Nyepi


MAKNA Hari Raya Nyepi sesungguhnya tonggak untuk introspeksi. Tidak saja buat umat Hindu, tapi juga bagi semua anak negeri. Inilah momentum untuk mengoreksi diri menghadapi berbagai persoalan besar.

Misalnya, bagaimana manusia bisa meredam sifat amarah, benci, dan serakah. Lalu, manusia juga diharapkan mampu mengendalikan diri dan fokus pada kegiatan rohani serta bisa melawan hawa nafsu.

Dengan kata lain, Nyepi mengandung makna mendalam dan universal terhadap usaha manusia menemukan hakikat jatidiri. Ruang perenungan dan penghayatan untuk mencari keseimbangan duniawi dan rohani.

Momentum untuk berdiam diri dari hiruk-pikuk kehidupan duniawi. Merenungkan apa yang telah dilakukan dalam kehidupan baik berupa pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Juga, terus berupaya memperbaiki kualitas kehidupan di masa depan.

Dalam konteks kehidupan sosial politik nasional, spirit Nyepi amat relevan membimbing bangsa ini untuk introspeksi. Sebabnya tidak lain karena masih banyaknya berbagai persoalan besar yang tak kunjung bisa diselesaikan.

Kemiskinan adalah salah satu contohnya. Fakta memperlihatkan bahwa masih banyak anak bangsa yang terbelenggu dalam kebodohan dan kemiskinan. Terlebih bila harga bahan bakar minyak dinaikkan pada April mendatang, bisa dipastikan kian banyak warga yang harus memikul beban yang semakin berat.

Begitu juga dengan korupsi. Semakin diberantas, korupsi justru kian menjadi-jadi. Belum juga kasus BLBI dan Bank Century diselesaikan, muncul kasus calo anggaran, kasus Wisma Atlet, Hambalang, dan sebagainya.

Celakanya, di tengah upaya memperbaiki dua persoalan besar itu, publik justru dipertontonkan oleh masih compang-campingnya penegakan hukum. Banyak fakta yang menunjukkan hukum seperti barang komoditas yang begitu gampang diperjualbelikan.

Itu sebabnya, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, dan kejujuran menjadi barang langka di negeri ini. Kalangan elite dan para pemimpin malah terbelenggu dalam sifat tamak dan rakus akan kekuasaan, uang, dan jabatan.

Dalam konteks itulah, Nyepi sejatinya mampu membawa reformasi spiritual dan sosial terutama bagi kalangan pemimpin dan elite. Ruang perenungan untuk introspeksi itu haruslah dibarengi dengan tekad berbenah diri.

Yang utama tentu ada perbuatan nyata untuk terus melakukan berbagai upaya perbaikan, bahkan perubahan. Sebab, sudah terlalu lama bangsa ini terjebak dalam keprihatinan tanpa bisa keluar dari jebakan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar